MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA (MSDM)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen SDM“
Dosen pembimbing :
Drs. Nurul
Jamali M.Si
Disusun Oleh :
Siti Khoeriyah 1112053100033
JURUSAN MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah karena izin-Nya jualah sehingga penulis dapat
mewujudkan semua ini. Melalui usaha
keras di tengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba melakukan yang terbaik
untuk menyusun makalah ini dengan judul "MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA".
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh
penulis, baik dalam hal pengetahuan dan pengalaman.
Karena itu,
sebagai penulis saya mengharapkan dengan sangat dan dengan tangan terbuka
segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada orang-orang yang membacanya, terutama kepada penulis
sendiri.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, petunjuk, saran dorongan dan izin
yang telah diberikan dari berbagai pihak semoga bernilai ibadah dan mendapatkan
imbalan yang berlipat ganda. SemogaAllah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.
Depok, 08 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...........................................................................................4
B.
Rumusan Masalah......................................................................................4
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen SDM....................................................................6
B.
Tujuan Manajemen SDM..........................................................................7
C.
Fungsi Manajemen SDM..........................................................................8
1.
Fungsi
Managerial...............................................................................8
2.
Fungsi Operasional..............................................................................9
D. Proses Manajemen
SDM.........................................................................10
1.
Perencanaan SDM.............................................................................10
2.
Rekrutmen.........................................................................................10
3.
Seleksi................................................................................................11
4.
Perjanjian Kerja.................................................................................13
5.
Orientasi dan
Penempatan.................................................................14
6.
Pelatihan dan Pengembangan............................................................14
7.
Penilaian
Kinerja...............................................................................15
8.
Imbalan Jasa......................................................................................16
9.
Pemberhentian...................................................................................17
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia selalu berperan aktif dan dominan
dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan
penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa
peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu
canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak akan ada
manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.
Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran,
perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke
dalam organisasi. Oleh karena itu, disinilah pentingnya manajemen sumber daya
manusia untuk mengatur, merencanakan, memimpin
serta mengendalikan manusia agar dapat bekerja dengan baik untuk mencapai suatu
tujuan bersama yang efektif dan efisien.
B.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia?
2. Apa tujuan dari manajemen sumber daya manusia?
3. Apa fungsi dari manajemen sumber daya manusia?
4. Bagaimana proses dari manajemen sumber daya manusia?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini, yaitu:
a.
Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu:
a. Agar
mahasiswa dapat mengetahui arti dari manajemen sumber daya manusia.
b.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari
manajemen sumber daya manusia.
c.
Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari
manajemen sumber daya manusia.
d.
Agar mahasiswa dapat mengetahui proses dari
manajemen sumber daya manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANAJEMEN SDM
Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber
daya manusia atau human resources. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu
disadari oleh semua tingkatan manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi saat
ini, namun faktor manusia tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan
suatu organisasi.
Berikut ini penulis
mengemukakan pendapat dari beberapa para ahli mengenai definisi manajemen
sumber daya manusia:
1. Menurut Hasibuan
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.”[1]
2. Menurut Handoko
“Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik
tujuan-tujuan individu maupun organisasi.”[2]
3. Menurut Mangkunegara
“Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.”[3]
Dari pengertian-pengertian tersebut penulis menyimpulkan
bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh
tenaga kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas sehingga mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
B.
TUJUAN MANAJEMEN SDM
Kebijaksanaan apapun yang dirumuskan dan
ditetapkan di bidang sumber daya manusia dan langkah-langkah apapun yang
diambil dalam manajemen sumber daya manusia itu, kesemuanya harus berkaitan
dengan pencapaian berbagai jenis tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai.[4]
Pada dasarnya berbagai tujuan tersebut oleh Sofyandi dapat dikategorikan pada
empat jenis, yaitu:[5]
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen
sumber daya manusia dalam pencapaian efektivitas organisasi.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada
tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan secara etis dan sosial merespon terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan
meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
4. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian
tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual
terhadap organisasi.
Jadi kesimpulannya, disinilah peranan manajemen sumber daya manusia menjadi
sangat penting. Karena sasarannya tidak lagi terbatas pada menjamin kepatuhan
para anggota organisasi kepada ketentuan-ketentuan di bidang kepegawaian,
melainkan diarahkan kepada maksimalisasi kontribusi yang mungkin diberikan oleh
setiap orang ke arah tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
C.
FUNGSI MANAJEMEN SDM
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen
umum yang memfokuskan diri pada sumber daya manusia.[6] Adapun fungsi Manajemen sumber daya manusia sama halnya
seperti fungsi manajemen pada umumnya,
seperti yang dikemukakan oleh Flippo. Menurutnya, fungsi-fungsi manajemen
sumber daya manusia ada dua, yakni:[7]
1.
Fungsi managerial
Fungsi
ini terdiri dari:
a. Perencanaan
(Planning)
Perencanaan mempunyai arti penentuan mengenai
program tenaga kerja yang akan mendukung pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
b. Pengorganisasian
(Organizing)
Organisasi dibentuk dengan merancang struktur
hubungan yang mengaitkan antara pekerjaan, karyawan, dan faktor-faktor fisik
sehingga dapat terjalin kerjasama satu dengan yang lainnya.
c. Pengarahan
(Directing)
Pengarahan terdiri dari fungsi staffing dan
leading. Fungsi staffing adalah menempatkan orang-orang dalam struktur
organisasi, sedangkan fungsi leading dilakukan pengarahan sdm agar karyawan
bekerja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
d. Pengawasan
(Controlling)
Adanya fungsi manajerial yang mengatur
aktifitas-aktifitas agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan organisasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, bila terjadi penyimpangan dapat
diketahui dan segera dilakukan perbaikan.
2.
Fungsi Operasional
Fungsi
ini terdiri dari:
a. Pengadaan (Procurement)
Usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan
tenaga kerja, penarikan, seleksi, orientasi dan penempatan.
b. Pengembangan
(Development)
Usaha untuk meningkatkan keahlian karyawan melalui
program pendidikan dan latihan yang tepat agar karyawan atau pegawai dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Aktivitas ini penting dan akan terus berkembang
karena adanya perubahan teknologi, penyesuaian dan meningkatnya kesulitan tugas
manajer.
c. Kompensasi
(Compensation)
Fungsi kompensasi diartikan sebagai usaha untuk
memberikan balas jasa atau imbalan yang memadai kepada pegawai sesuai dengan
kontribusi yang telah disumbangkan kepada perusahaan atau organisasi.
Jadi kesimpulan berdasarkan uraian di
atas yaitu manajemen sumber daya manusia memiliki dua fungsi, diantaranya
fungsi managerial dan fungsi operasional yang masing-masing terdiri dari
mengatur, merencanakan, pengorganisasian, memimpin serta mengendalikan manusia
yang merupakan asset penting bagi perusahaan. Sedangkan sebagai fungsi
operasional karyawan termasuk pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.
Intinya pelaksanaan fungsi managerial
maupun fungsi operasional itu pada dasarnya diarahkan agar disatu pihak
kebutuhan dan kepuasan karyawan dapat dipenuhi dan dilain pihak tujuan
perusahaan pun dapat tercapai secara efektif dan efisien.
D.
PROSES MANAJEMEN SDM
Proses adalah metode atau cara sistematis
dalam melakukan atau menangani suatu kegiatan.[8]
Untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan sumber daya manusia yang
potensial, perusahaan harus melakukan serangkaian proses manajemen sumber daya
manusia yang dimulai dari tahap perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, perjanjian
kerja, orientasi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan karyawan, penilaian
kinerja, imbal jasa sampai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK).
1.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan merupakan langkah awal yang sangat
menentukan keberhasilan organisasi. Perencanaan yang kurang baik sama saja
dengan membuat rencana untuk gagal. Adapun perencanaan sumber daya manusia
merupakan proses di mana manajer memastikan bahwa mereka memiliki jumlah dan
jenis orang-orang yang tepat di tempat serta waktu yang juga tepat.[9]
Melalui perencanaan, organisasi bisa menghindarkan diri dari kekurangan dan
kelebihan personel yang mendadak.
2.
Rekrutmen
Setelah perusahaan memperkirakan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan, memperkirakan suplai tenaga kerja, dan melakukan
analisis jabatan, maka proses manajemen sumber daya manusia selanjutnya adalah
rekrutmen tenaga kerja, yaitu suatu proses untuk menemukan dan menarik calon
tenaga kerja yang memiliki kualifikasi sesuai dengan lowongan pekerjaan yang
ada.[10]
Dalam proses rekrutmen, perusahaan dapat
menggunakan dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Beberapa perusahaan mempunyai kebijakan promotion from
within, yaitu mengutamakan pengisian jabatan yang lowong dengan memprioritaskan
promosi kepada karyawan internal perusahaan. Namun, sebenarnya mekanismenya
tidak hanya promosi, tetapi juga rotasi dan demosi. Kalau promosi merupakan
kenaikan jabatan, sedangkan rotasi adalah perpindahan jabatan pada level yang
sama, dan demosi adalah penurunan jabatan.[11]
Sedangkan sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong dilakukan dengan
penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan, seperti kantor
penempatan tenaga kerja, lembaga-lembaga pendidikan, dan sumber-sumber lainnya.[12]
Beberapa metode yang digunakan dalam sumber ini antara lain: walk-in and
write-in (inisiatif pelamar), employee referral (rekomendasi
internal organisasi), serta advertising (iklan).[13]
3.
Seleksi
Setelah memiliki sejumlah kandidat, langkah
selanjutnya dalam proses manajemen sumber daya manusia adalah seleksi, yaitu
menyaring para pelamar kerja untuk menentukan siapa yang paling memenuhi
kualifikasi atas pekerjaan tersebut.[14]
Lebih jelasnya mengenai pengertian seleksi
maka berikut ini akan dikemukakan menurut para ahli:
a. Agus Sunyoto
“Proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang
dianggap nantinya bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan,
mereka dianggap dapat memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para
pimpinan organisasi.”[15]
b.
Henry Simamora
“Seleksi adalah proses
pemilihan dari sekelompok pelamar, atau orang-orang
yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang
tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang
dilakukan oleh perusahaan.”[16]
c. MT.E
Hariandja
“Seleksi merupakan proses untuk
memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat
melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal maupun eksternal. Proses
ini, seperti halnya rekrutmen, merupakan kegiatan yang sangat penting sebab
hasil yang didapat dari perekrutan tidak menjamin bahwa seluruh calon yang
direkrut sesuai dengan perusahaan.”[17]
Sedangkan menurut penulis sendiri seleksi merupakan suatu proses pemilihan
yang harus dilakukan perusahaan guna mendapatkan SDM yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan.
Dari beberapa definisi di atas, maka disinilah
peran analisis jabatan sangat terlihat, di mana hasil analisis jabatan yang
baik akan dapat mengungkap dengan rinci berbagai pengetahuan, keahlian,
kemampuan, dan karakteristik lainnya (biasa disingkat KSAO atau knowledge,
skills, abilities, and other characteristics) yang harus dimiliki oleh calon
tenaga kerja.[18]
Adapun evaluasi KSAO para calon dapat dilakukan dengan berbagai tes seperti: psychological
test (tes psikologi), wawancara, tes kompetensi, intelligence test
(tes intelegensia) dan medical test (tes kesehatan).[19]
4.
Perjanjian Kerja
Setelah proses seleksi, tahap berikutnya yaitu
masuk dalam proses perikatan yang dilakukan melalui perjanjian kerja antara
karyawan dan perusahaan.
Prof. Subekti, S.H memberikan
pengertian tentang perjanjian kerja adalah perjanjian antara seorang buruh
dengan seorang majikan, perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri, adanya suatu
upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas
(dierstverhanding), yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang
satu (majikan) berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh
pihak yang lain.[20]
Adapun jenis-jenis perjanjian kerja terbagi dua yaitu
dapat berupa perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dan perjanjian kerja waktu
tidak tertentu (PKWTT). PKWT merupakan perjanjian
kerja yang jangka berlakunya telah ditentukan atau disebut sebagai karyawan
kontrak. Bila jangka waktu sudah habis maka dengan sendirinya terjadi PHK dan
para karyawan tidak berhak mendapat kompensasi PHK seperti uang pesangon, uang
penghargan masa kerja, uang penggantian hak, uang pisah. Sedangkan PKWTT
merupakan suatu jenis perjanjian kerja yang umum dijumpai dalam suatu
perusahaan, yang tidak memiliki jangka waktu berlakunya. Perjanjian ini tidak
akan berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas perusahaan
yang disebabkan oleh penjualan, pewarisan, atau hibah. PKWT dan PKWTT harus
ditanda tangani kedua belah pihak.[21]
Jadi kesimpulannya yaitu perjanjian kerja sebagai sarana pendahulu
sebelum berlangsungnya hubungan kerja, harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
dalam arti mencerminkan keadilan baik bagi pengusaha maupun bagi buruh, karena
keduanya akan terlibat dalam suatu hubungan kerja. Untuk mendapatkan hasil
yang sebaik-baiknya dari tiap pekerjaan yang sudah ditentukan menjadi tugasnya
dan sebagai imbalan atas jerih payanhnya itu mendapat kan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Oleh karena itu
harus diatur dan perlu adanya suatu ikatan antara pekerja dan majikan.
5.
Orientasi dan Penempatan
Salah satu teknik yang sangat lumrah digunakan
untuk mencoba mengurangi jumlah pegawai baru yang meminta berhenti adalah
dengan menyelenggarakan program pengenalan, yang juga dikenal luas sebagai
program orientasi.
Ada dua jenis orientasi, yaitu orientasi unit
kerja dan orientasi organisasi. Orientasi unit kerja memperkenalkan karyawan
dengan sasaran-sasaran dari unit kerja, menjelaskan bagaimana pekerjaannya
berkontribusi pada pencapaian sasaran unit kerja, dan meliputi pengenalan
karyawan baru tersebut dengan rekan kerjanya. Sedangkan orientasi organisasi
menginformasikan karyawan baru tentang sasaran perusahaan, riwayatnya,
filosofinya, prosedurnya, dan peraturannya.[22]
Adapun penempatan karyawan baru merupakan
serah terima karyawan baru kepada unit kerja yang membutuhkan dan kepada
pimpinan langsung.[23]
Dengan demikian, calon karyawan itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada
jabatan bersangkutan.
6.
Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan (training) merupakan suatu proses
yang sistematis untuk mengubah perilaku tertentu dari tenaga kerja agar selaras
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan
keahlian (skill) dan kemampuan (abilities) untuk mengerjakan tugas saat ini dan
membantu tenaga kerja untuk menguasai keahlian dan kemampuan tertentu yang
dibutuhkan. Sedangkan pengembangan lebih ditujukan untuk meningkatkan keahlian
konseptual dan pengembangan pribadi yang dibutuhkan manajer untuk menempati
jabatan yang lebih tinggi di masa mendatang.[24]
7.
Penilaian Kinerja
Setelah karyawan diterima, ditempatkan, dan
dipekerjakan maka tugas manajer selanjutnya adalah melakukan penilaian prestasi
karyawan. Penilaian kinerja di antaranya dilakukan untuk memberikan umpan balik
kepada karyawan sebagai upaya memperbaiki kinerja karyawan dan organisasi.
Berikut ini terdapat beberapa pendapat para
ahli mengenai definisi penilaian prestasi kerja, diantaranya yaitu:[25]
a. Andrew F. Sikula
Penilaian prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis
terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk
pengembangan.
b. Dale Yoder
Penilaian prestasi kerja merupakan prosedur yang formal
dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta
kepentingan bagi pegawai.
Dari pengertian-pengertian di atas penulis
mengemukakan bahwasanya penilaian prestasi kerja merupakan kegiatan manajer
untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan yang ditujukan agar dapat terjadi
pengembangan pada kinerja karyawan sehingga mempermudah dalam pencapaian
tujuan.
Hasil dari penilaian kinerja dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pertimbangan promosi, pembuatan
program pelatihan, kenaikan gaji, pemberian bonus, dsb. Sedangkan jenis proses
penilaian kinerja dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu satu arah (oleh
pimpinan) dan dua arah (partisipatif).[26]
Jadi kesimpulannya yaitu dengan adanya
penilaian kinerja akan dapat diketahui adanya kesenjangan antara apa yang
sesungguhnya dilakukan oleh seorang tenaga kerja dengan apa yang seharusnya
dikerjakan oleh tenaga kerja tersebut (standar kerja).
8.
Imbalan Jasa
Imbal jasa sering kali dikaitkan dengan
kompensasi dan tunjangan. Agar tenaga kerja dapat terus menerus memberikan
kontribusi yang positif bagi perusahaan, tenaga kerja tersebut harus diberikan
kompensasi yang sepadan atas kinerja yang telah mereka tunjukkan.
Untuk jelasnya definisi kompensasi menurut
beberapa ahli antara lain sebagai berikut:[27]
a.
Drs. Malayu S.P
Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
b.
Andrew F. Sikula
Kompensasi adalah segala sesuatu yang
dikonstitusikan atau dianggap sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen.
Dengan demikian penulis mengemukakan bahwa
kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya yang harus dikeluarkan bagi perusahaan
sebagai suatu tanda terima kasih atau balas jasa kepada karyawan.
Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan
kepada tenaga kerja dapat berbentuk kompensasi secara finansial maupun
kompensasi nonfinansial.[28]
Kompensasi finansial yang diterima tenaga kerja dibagi lagi ke dalam dua
kategori, yaitu: kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak
langsung. Kompensasi langsung ini mencakup: gaji, bonus, upah dan komisi.
Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung, dapat berupa tunjangan
kesehatan, asuransi, pelaksanaan rekreasi, dan lain-lain. Adapun kompensasi non
finansial itu seperti pujian, penghargaan, dan pengakuan terhadap karyawan di
mana hal tersebut dapat memengaruhi motivasi, produktivitas, dan kepuasan
karyawan.
Jadi kesimpulannya memang sudah seharusnya susunan
kompensasi itu disusun dengan unsur-unsur yang terdiri dari kompensasi langsung
dan kompensasi tidak langsung karena hal itu dapat merangsang gairah dan
kepuasan kerja karyawan serta mendorong terwujudnya sasaran perusahaan.
9.
Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir
manajemen sumber daya manusia. Istilah pemberhentian sering pula disebut dengan
separation, pemisahan, atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemberhentian
merupakan pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi
perusahaan. Dengan pemberhentian, berarti berakhirnya keterikatan kerja
karyawan terhadap perusahaan.[29]
Adapun alasan-alasan pemberhentian karyawan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
itu menurut Mangkuprawira ada 2 Jenis, yaitu pemutusan
hubungan kerja sementara dan pemutusan hubungan kerja permanen.[30]
a.
Pemutusan
Hubungan Kerja Sementara, yaitu sementara tidak bekerja dan
pemberhentian sementara.
1.
Sementara tidak
bekerja (Cuti)
Terkadang para karyawan butuh untuk meninggalkan pekerjaan
mereka sementara. Alasannya bermacam-macam dapat berupa kesehatan, keluarga,
melanjutkan pendidikan rekreasi dan lain sebagainya. Keadaan ini disebut juga
dengan cuti pendek atau cuti panjang namun karyawan
tersebut masih memiliki ikatan dengan perusahaan dan memiliki aturan
masing-masing.
2.
Pemberhentian
sementara
Berbeda dengan sementara tidak bekerja pemberhentian sementara
memiliki alasan internal perusahaan, yaitu karena alasan ekonomi dan bisnis,
misalnya kondisi moneter dan krisis ekonomi menyebabkan perusahaan
mengalami chaos atau karena siklus bisnis. Pemberhentian
sementara dapat meminimumkan di beberapa perusahaan melalui perencanaan sumber
daya manusia yang hati-hati dan teliti.
b.
Pemutusan
Hubungan Kerja Permanen, ada tiga jenis yaitu atrisi, terminasi dan
kematian.
1. Atrisi
atau pemberhentian tetap
Maksudnya yaitu
pemberhentian seseorang
dari perusahaan secara tetap karena alasan pengunduran diri, pensiun, atau meninggal.
Fenomena ini diawali oleh pekerja
individual, bukan oleh perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya manusia,
perusahaan lebih menekankan pada atrisi daripada pemberhentian sementara karena
proses perencanaan ini mencoba memproyeksikan kebutuhan karyawan di masa depan.
2.
Terminasi
Terminasi adalah
istilah luas yang mencakup perpisahan permanen karyawan dari perusahaan karena
alasan tertentu. Biasnya istilah ini mengandung arti orang yang dipecat dari
perusahaan karena faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat karena alasan
bisnis dan ekonomi. Untuk mengurangi terminasi karena kinerja yang buruk maka
pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah satu cara yang dapat
ditempuh karena dapat mengajari karyawan bagaimana adapat bekerja dengan
sukses.
3. Kematian
Kematian dalam
pengertian pada karyawan usia muda berarti kehilangan besar bagi perusahaan,
karena terkait dengan investasi yang dikeluarkan dalam bentuk penarikan tenaga
kerja, seleksi, orientasi, dan pelatihan.
Kemudian menurut Mutiara S. Panggabean Jenis
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ada 4 Jenis, diantaranya:[31]
1. Voluntary turnover (Inisiatif Karyawan)
Maksudnya yaitu
pemberhentian atas kehendak sendiri. Hal ini terjadi jika karyawan yang
memutuskan untuk berhenti dengan alasan pribadi.
2. Lay offs (Kontrak Kerja Berakhir)
Maksudnya yaitu pemberhentian karyawan karena
habis masa kontrak atau karena tidak dibutuhkan lagi oleh organisasi.
3. Retirement (Pensiun)
Maksudnya yaitu pemberhentian
karena sudah mencapai umur pensiun. Saat berhenti
biasanya antara usia 60 sampai 65 tahun.
4. Inisiatif Perusahaan
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan atas
kehendak pengusaha. Dalam hal ini pengusaha memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja mungkin disebabkan adanya pengurangan aktivitas
atau kelalaian pegawai
atau pelanggaran disiplin yang dilakukan pekerja.
Melalui dua sumber tersebut maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pemberhentian kerja itu terdiri dari dua jenis yaitu pemberhentian sementara dan pemberhentian permanen. Pemberhentian sementara dapat disebabkan
karena keinginan sendiri ataupun karena perusahaan dengan tujuan yang jelas.
Sedangkan pemberhentian permanen dapat disebabkan oleh empat hal, yaitu
inisiatif sendiri, kontrak yang habis, pensiun, dan inisiatif perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni
untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas sehingga mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan
bersama.
Peranan manajemen sumber daya manusia sangat penting, karena sasarannya
tidak lagi terbatas pada menjamin kepatuhan para anggota organisasi kepada
ketentuan-ketentuan di bidang kepegawaian, melainkan diarahkan kepada
maksimalisasi kontribusi yang mungkin diberikan oleh setiap orang ke arah
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Manajemen sumber daya manusia memiliki
dua fungsi, diantaranya fungsi managerial dan fungsi operasional yang
masing-masing terdiri dari mengatur, merencanakan, pengorganisasian, memimpin
serta mengendalikan manusia yang merupakan asset penting bagi perusahaan.
Sedangkan sebagai fungsi operasional karyawan termasuk pengadaan, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.
Untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan
sumber daya manusia yang potensial, perusahaan harus melakukan serangkaian
proses manajemen sumber daya manusia yang dimulai dari tahap perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi, perjanjian kerja, orientasi dan penempatan, pelatihan dan
pengembangan karyawan, penilaian kinerja, imbal jasa sampai dengan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan , Malayu S.P. (2002).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen
Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE. Yogyakarta.
Hariandja, M.T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu.
(2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung.
James A.F Stoner
dkk Alih Bahasa Oleh Drs. Alexander Sindoro, (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Indeks, Gramedia Grup. Jakarta.
Edwin B. Flippo, (2002). Personel Management
(Manajemen Personalia), Edisi VII Jilid II, Terjemahan Alponso S, Erlangga,
Jakarta.
Subekti, R (1977). Aneka Perjanjian. Penerbit Alumni Bandung, Bandung.
Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Sofyandi, Herman. (2008). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, cet. I. CAPS. Yogyakarta.
S. Panggabean, Mutiara. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, cet.2. Ghalia
Indah. Bogor.
Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Manajemen. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter. (2010). Manajemen,
Edisi 10 jilid I. Erlangga, Jakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. (2008). Outsourcing Konsep dan Kasus. Harvarindo. Jakarta.
[3] Anwar Prabu
Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 2.
[4] SP Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, cet.15
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 26.
[5]
Herman
Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2008), hlm. 11-13.
[6] James
A.F Stoner dkk Alih Bahasa Oleh Drs. Alexander Sindoro, Manajemen Sumber Daya Manusia
(Jakarta: PT. Indeks, Gramedia Grup, 1996), hlm. 14.
[7]
Edwin B.
Flippo, Personel Management (Manajemen Personalia), Edisi VII Jilid II,
Terjemahan Alponso S, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 5-7.
[9] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, Edisi 10 jilid I
(Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 268.
[16] Simamora,
Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,
Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta, hlm. 202.
[31] Mutiara S. Panggabean, Manajemen
Sumber Daya Manusia, cet.2 (Bogor: Ghalia Indah, 2004), hlm. 121.
Terima kasih, ini sangat membantu
BalasHapusApakah Anda membutuhkan kredit yang mendesak?
BalasHapus* Transfer Sangat Cepat dan Instan ke rekening bank Anda
Bayar kembali bulan setelah Anda mendapatkan pinjaman di bank Anda
akun bank
* Suku bunga rendah 2%
* Pembayaran jangka panjang (1-30) Tahun Panjang
* Pinjaman fleksibel dan gaji bulanan
*. Berapa lama untuk membiayai? Setelah mengajukan pinjaman
Anda mungkin mengharapkan jawaban awal kurang dari 24 jam
pembiayaan dalam 48 jam setelah menerima informasi yang mereka butuhkan
Dari para kru Di perusahaan pinjaman ROSSA STANLEY, kami adalah perusahaan pembiayaan yang berpengalaman yang menyediakan fasilitas pinjaman yang mudah, tulus, serius, korporasi, hukum dan publik dengan bunga 2%. Kami memiliki akses ke koleksi uang tunai untuk diberikan kepada perusahaan dan mereka yang memiliki rencana untuk memulai bisnis tidak peduli seberapa kecil atau besar, kami memiliki uang tunai. Yakinlah bahwa kesejahteraan dan kenyamanan Anda adalah prioritas utama kami, mengapa kami di sini untuk mengurus pemrosesan pinjaman Anda.
Hubungi perusahaan pinjaman yang sah dan dapat dipercaya dengan rekam jejak layanan yang memberikan kebebasan finansial kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Untuk informasi lebih lanjut dan pinjaman yang diminta untuk mengatur bisnis Anda, beli rumah, beli mobil, liburan, hubungi kami melalui,
E-mail resmi: rossastanleyloancompany@gmail.com
Instagram resmi: Rossamikefavor
Twitter Resmi: Rossastanlyloan
Facebook resmi: rossa stanley mendukung
CSN: +12133153118
untuk respon cepat dan cepat.
Silakan mengisi formulir aplikasi di bawah ini dan kami akan menghubungi Anda lagi, Kami tersedia 24/7
DATA PEMOHON
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Jenis Kelamin:
5) Status Perkawinan:
6) Pekerjaan:
7) Nomor Telepon:
8) posisi di tempat kerja:
9) Penghasilan Bulanan:
10) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
11) Jangka Waktu Pinjaman:
12) nama facebook:
13) Nomor Whatsapp:
14) Agama:
15) Tanggal lahir:
SALAM,
Mrs.Rossa Stanley Favor
ROSSASTANLEYLOANCOMPANY
Email rossastanleyloancompany@gmail.com
Seleksi Sumber Daya Manusia dan Bisnis
BalasHapusManajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga mempermudah